Apa itu Fimosis?

Fimosis adalah kondisi medis pada pria yang belum disunat yakni berupa melekatnya kulit kepala penis (kulup) sehingga tidak dapat ditarik hingga ke belakang kepala penis. Berdasarkan kondisinya, fimosis terbagi menjadi dua jenis, yaitu fisiologis dan patologis.

    Fisiologis, yaitu jenis fimosis yang umum terjadi pada anak-anak berusia 3 tahun ke bawah. Fimosis fisiologis merupakan kondisi yang normal dan dapat hilang dengan sendirinya.

    Patologis, yaitu jenis fimosis pada pria dewasa yang belum disunat dan kerap dikaitkan dengan balanitis xerotica obliterans (peradangan atau inflamasi pada preputium, kepala penis, dan uretra).

Penyebab Fimosis

Pada bayi, balita, dan anak laki-laki, fimosis terjadi karena kulup secara alamiah akan menempel pada kepala penis selama belum disunat. Umumnya, fimosis pada anak dapat menghilang seiring dengan pertambahan usia. Namun, pada beberapa kasus, kondisi fimosis ini dapat menyebabkan penyumbatan dan peradangan pada penis.

Sementara itu, penyakit fimosis pada remaja dan pria dewasa dapat muncul karena kondisi medis tertentu, seperti:

  • Penuaan. Proses penuaan membuat produksi kolagen menurun sehingga dapat menyebabkan kulit kepala penis menjadi tidak elastis.
  • Jaringan parut. Jaringan parut yang muncul karena cedera atau infeksi di sekitar kulup dapat menurunkan elastisitas kulit kepala penis.
  • Penumpukan smegma. Penumpukan smegma (bercak putih yang terbentuk dari sel kulit mati, keringat, dan kotoran) berisiko menyebabkan kulup melekat dan tidak dapat ditarik ke belakang kepala penis.

Gejala Fimosis

Gejala utama dari fimosis adalah melekatnya kulit kulup pada kepala penis. Bila terjadi pada anak-anak, kulup tersebut dapat meregang seiring dengan pertambahan usia.

Sementara itu, jika dialami oleh remaja atau orang dewasa, gejala umum dari penyakit fimosis adalah sebagai berikut:

  • Sensasi gatal dan nyeri pada kepala penis.
  • Kepala penis merah dan membengkak.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Nyeri saat berhubungan intim.
  • Penurunan hasrat seksual.

Cara Mengatasi Fimosis
Pengobatan fimosis cenderung beragam menyesuaikan dengan tingkat keparahan dan usia pasien. Namun, sejumlah tindakan medis yang umum dilakukan dokter untuk menangani fimosis adalah sebagai berikut:

1. Pemberian Obat-Obatan

Untuk meredakan gejala fimosis, dokter akan meresepkan kortikosteroid topikal dalam bentuk salep, krim, atau gel. Obat ini akan bekerja dengan meningkatkan elastisitas kulup agar lebih mudah ditarik ke belakang kepala penis.

Selain itu, dokter juga dapat meresepkan krim antibiotik atau antijamur apabila fimosis disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur.

2.  Sunat

Jika fimosis menyebabkan peradangan pada kepala penis (balanitis) atau infeksi saluran kemih berulang, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan sunat (operasi pelepasan kulup yang menutupi ujung kepala penis). SOENAT.ID dapat membantu keluhan dari sang pemberani untuk keluhan fimosis.